Selasa, 29 November 2011

Resensi Artikel Jatinangor

Data Publikasi  
  1. Tema                                                    : Sosial
  2. Judul                                                     : Oh..ayam kampus
  3. Penulis resensi                                       : Mutia Ayu Andin Wardani
  4. Pengarang artikel                                   : Dani
  5. Website                                                 : www.radarberita.com
Ringkasan
“Ayam kampus” adalah sebutan buat mahasiswa perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks. Mereka juga bagian dari masyarakat tapi beraktivitas secara tersembunyi. Sehingga orang-orang sekitar hampir tidak menyadari keberadaan ayam kampus di dekat mereka.

Ayam kampus pun tidak bisa disamakan dengan pekerja seks komersil (PSK) biasa. Menurut Drs. Abdul Hamid, dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, diakui atau tidak, ayam kampus tetaplah mahasiswa perempuan yang masih aktif di bangku kuliah. Pergaulan mereka pun berbeda dengan pergaulan ala PSK. Status mahasiswa yang melekat pada diri ayam kampus, kata Abdul Hamid, membuat mereka terkesan lebih eksklusif.

Ada dua resiko yang bisa terjadi jika berganti pasangan seks. Pertama, infeksi baik pada alat kelamin laki-laki maupun perempuan. Kedua, dalam jangka panjang, infeksi tersebut akan mengakibatkan gangguan kesuburan atau kemandulan.

Keunggulan
·          Artikel ini menyadarkan kita bahwa ‘ayam kampus’ itu ternyata ada di sekitar kita
·         Dengan membaca artikel ini pembaca menjadi lebih berhati-hati dan waspada terhadap pergaulan saat ini.
·         Pengarang menulis artikel dengan gaya bahasa yang enak dan mudah dimengerti.
·        Pengarang memberikan sumber dengan jelas.
·   Judul artikel membuat pembaca mempunyai keingintahuan yang besar terhadap artikel jadi memberi rasa penasaran untuk dibaca. 

Kelemahan
·         Pengarang memakai bahasa gaul yang mungkin lebih mengarah untuk remaja.

Pendapat
Menurut pendapat saya memang tidak bisa dipungkiri bahwa ‘ayam kampus’ itu ada di sekitar kita. Apalagi di Jatinangor ini yang merupakan salah satu Kota Pendidikan di indonesia. Sangat menyedihkan memang mendengar kata ‘ayam kampus’ karena seperti sudah diketahui juga bahwa ‘ayam kampus’ adalah seorang mahasiswa, seorang yang terpelajar, tetapi malah melakukan hal yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seseorang yang terpelajar. Faktor ekonomi dan juga pergaulan mungkin menjadi salah satu penyebab terbesar untuk menjadi ‘ayam kampus’. Terlebih lagi apabila mereka tinggal di tempat kost sehingga tidak ada pengawasan langsung dari orang tua, dimana penjaga kost-an tidak tinggal di Jatinangor melainkan di Jakarta atau Bandung atau mungkin tempat lain sehingga pengawasan untuk anak-anak kost-an juga kurang. Dan pemilik kost-an juga kadang-kadang seperti tidak peduli apa yang dilakukan oleh anak kost-annya. Perilaku konsumtif dan faktor ekonomi juga menyebabkan perilaku ini, dimana seseorang menginginkan barang-barang tetapi dia tidak punya cukup uang maka dengan uang yang menggiurkan dari ‘ayam kampus’ ini mereka pun rela untuk melakukannya. Pergaulan yang sudah bebas, tidak peduli pada norma-norma yang ada di masyarakat dan mungkin mendapat pengaruh dari luar negeri yang merupakan Negara liberal sehingga mereka mau menjadi ‘ayam kampus’.  Mereka mungkin tidak pernah berfikir penyakit yang mengancam mereka yang sudah pasti berganti-ganti pasangan, seperti herpes, siffilis, dan HIV/AIDS serta penyakit menular seksual lainnya. Dari sudut pandang agama juga ‘ayam kampus’ ini haram hukumnya dan dosa yang sangat besar karena merupakan salah satu perbuatan berzina. Selanjutnya, menurut saya untuk memberantas ‘ayam kampus’ harus melibatkan peran dari berbagai pihak, yaitu kelurga, agamis, lembaga yang terkait serta pemerintah itu sendiri.






























Bagaimana cara agar staff bisa loyal sampai akhir?

Menurut saya apabila kita aktif di suatu oraganisasi dimana peran kita disitu sebagai ketua, sangat penting untuk menjaga loyalitas setiap staff. Sebenarnya apa itu loyal? Loyal itu menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu patuh atau setia. Sudah jelas bahwa loyal itu sangat diperlukan dalam suatu oraganisasi agar organisasi tersebut bisa terus berjalan dengan baik. Andaikan tidak ada loyalitas dalam organisasi tersebut maka tentu akan kacau dan semua program atau pun kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik. Lalu bagaimanakah caranya? 

1.     Kita sebagai ketua harus mendengarkan pendapat yang dikatakan staff kita.
2.     Beri apresiasi dan kita juga harus menghargai mengenai masukan yang diberikan.
3.    Pastikan mereka mengetahui tujuan dari organisasi tersebut agar mereka itu merasakan bahwa mereka adalah bagian dari organisasi.
4.  Hirdarkan kata-kata yang kasar dan kata-kata yang tidak sopan dalam berbicara ataupun berpendapat maupun ketika kita mengkritik.
5.      Buat suasan kerja dalam organisasi itu menyenangkan.
6.      Berikan perhatian dan juga motivasi kepada mereka.
7.      Berikan kesempatan untuk mereka berkembang.
8.     Tingkatkan komunikasi satu sama lain.

Cara-cara di atas adalah hanya pandangan saya saja. Bagaimana dengan kalian?

Senin, 28 November 2011

Resensi Artikel


Data Publikasi  
  1. Tema                                                     : Sosial
  2. Judul                                                     : Anak Jalanan, Anak Bangsa
  3. Penulis resensi                                  : Mutia Ayu Andin Wardani
  4. Pengarang artikel                             : Gerdinov Sumanta Malsad
  5. Website                                               : www.indonesianyouthconference.org
Ringkasan
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dsb. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Keunggulan
·         Artikel mengajak kita untuk lebih membuka mata, telinga, dan hati kita agar lebih peduli pada anak jalanan.
·         Dengan membaca artikel ini pembaca menjadi lebih peduli dan menyadari apa yang sebelumnya tidak terpikirkan.
·         Pengarang menulis artikel dengan gaya bahasa yang enak dan mudah dimengerti untuk dibaca semua kalangan dan menarik untuk dibaca.
·         Pengarang memberikan contoh tempat yang sumbernya jelas.
·         Judul artikel membuat pembaca mempunyai keingintahuan yang besar terhadap artikel jadi memberi rasa penasaran untuk dibaca.
Kelemahan
·         Pengarang hanya menjelaskan dengan superficial tidak detail.
·         Pengarang tidak memberikan gambar agar tampilan lebih menarik.
Pendapat
                Menurut saya, memang di Indonesia sangat banyak terjadi eksploitasi anak, contohnya seperti artikel di atas dimana anak kecil yang seharusnya bermain dan mendapat pendidikan yang layak malah harus turut membantu ekonomi keluarganya. Faktor yang paling sering adalah faktor ekonomi. Tetapi seharusnya menurut saya itu tidak bisa dijadikan alasan untuk anak kecil mencari uang di jalanan, apalagi dengan resiko tertabrak mobil atau motor dan tindak kekerasan yang terjadi pada mereka. Mereka yang masih mempunyai ayah dan ibu, seharusnya mereka yang mencari uang untuk membiayai anaknya untuk makan dan sekolah. Tetapi malah orang tua mereka yang mendukung anaknya untuk berkeliaran di jalanan membawa mangkok berharap orang lain iba dengan kondisi mereka. Faktor keluarga sangat penting perannya disini. Kita sering melihat juga bahwa anak-anak jalanan itu hanya sebagai alat sebagian kelompok untuk mendapatkan uang, mereka mempunyai bos penadah dimana hasil dari mereka meminta-minta harus diserahkan kepada bos tersebut. Disini tentunya pemerintah itu sendiri mempunyai peran yang tidak kalah penting untuk menyediakan panti asuhan atau yayasan untuk mereka tinggal dan mendapat pendidikan dan juga preman-preman tersebut ditindak lanjuti. Anak-anak tersebut adalah penerus bangsa, bagaimana bangsa kita mau maju jika penerusnya dididik untuk meminta-minta seperti ini.

Minggu, 27 November 2011

Wawancara Ketua Selanjutnya


Ketua protokoler selanjutnya untuk tahun kedua dari UKM protokoler bernama Fadhli Rajif Tangke angkatan 2009, menjabat dari tahun 2010-2011. Kang fadhli pertama kali masuk protokoler itu karena ajakan dari teman-temannya yang sudah duluan masuk sebagai anggota ptorokoler. Terus kang fadhli ketagihan karena menurutnya UKM protokoler itu mengasyikkan jadi setiap fakultas mengadakan acara yang membutuhkan keikutsertaan protokoler maka kang fadhli selalu ikut , akhirnya jadi punya passion untuk menjadi seorang protokoler sejati (lebay) haha. Pada awal masuk menjadi protokoler tidak ada sama sekali untuk berniat menjadi MC (master of ceremony) tetapi seiiring berjalannya waktu mencoba untuk menjadi MC, sekarang menjadi spesialis MC setiap ada acara. Itulah perubahan yang sangat positif yang bisa merubah kang fadhli.
                Kondisi kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran saat itu menurut kang fadhli lagi aktif-aktifnya, semua UKM berkembang dan semua orang seolah menjadi maniak berorganisasi, kegiatan ada dimana-mana sehingga terkadang tumpang tindih satu dengan yang lain. Lalu untuk kondisi awal ketika pertama menjabat, UKM protokoler belum terbentuk secara semestinya karena masih harus dibenahi dalam beberapa hal, seperti keanggotaanya, memperjelas structural kepengurusn dan fungsinya, dan melakukan pencitraan bahwa protololer ini adalah UKM (karena sebelumnya merupakan salah satu seksi dari Senat Mahasiswa). Jadi kalau diibaratkan seorang bayi, 2 tahun itu baru bisa jalan belum bisa berlari.
                Sruktur kepengurusan saat kang fadhli menjabat yaitu, ketua fadhli, sekretaris: adinda, bendahara: ayuningtyas, divisi kaderisasi: palomino, divisi event organizer: chaerani, divisi humas dan sirkulasi: lusiana septi, divisi rumah tangga: techa. Selama menjabat ada beberapa tujuan yang belum tercapai, di antaranya 1. Perekrutan anggota baru yang lebih baik, butuh ide perekrutan yang inovatif 2. Protokoler punya aksesoris yang bisa digunakan ketika bertugas di suatu acara (misalnya: lambang protokoler untuk di pasang di baju atau name-tag nama masing-masing anggota protokoler), waktu sempat di perjuangin ke dekanat untuk difasilitasi dan hasilnya pihak fakultas mau memfasilitsi tinggal di follow-up lagi untuk selanjutnya tugas ketua baru haha. Harapan untuk UKM protokoler yaitu, kembangkan protokoler dengan ide-ide kreatif dan inovatif baik mulai dari perekrutan sampai kegiatan ke depannya dan juga jangan sia-siakan mereka (anggota), semaksimal mungkin kembangkan mereka dengan begitu pengurus pun ikut berkembang di organisasi protokoler ini.
                SEKIAN.