Data Publikasi
- Tema : Sosial
- Judul : Oh..ayam kampus
- Penulis resensi : Mutia Ayu Andin Wardani
- Pengarang artikel : Dani
- Website : www.radarberita.com
Ringkasan
“Ayam kampus” adalah sebutan buat mahasiswa perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks. Mereka juga bagian dari masyarakat tapi beraktivitas secara tersembunyi. Sehingga orang-orang sekitar hampir tidak menyadari keberadaan ayam kampus di dekat mereka.
Ayam kampus pun tidak bisa disamakan dengan pekerja seks komersil (PSK) biasa. Menurut Drs. Abdul Hamid, dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, diakui atau tidak, ayam kampus tetaplah mahasiswa perempuan yang masih aktif di bangku kuliah. Pergaulan mereka pun berbeda dengan pergaulan ala PSK. Status mahasiswa yang melekat pada diri ayam kampus, kata Abdul Hamid, membuat mereka terkesan lebih eksklusif.
Ada dua resiko yang bisa terjadi jika berganti pasangan seks. Pertama, infeksi baik pada alat kelamin laki-laki maupun perempuan. Kedua, dalam jangka panjang, infeksi tersebut akan mengakibatkan gangguan kesuburan atau kemandulan.
Keunggulan
· Artikel ini menyadarkan kita bahwa ‘ayam kampus’ itu ternyata ada di sekitar kita
· Dengan membaca artikel ini pembaca menjadi lebih berhati-hati dan waspada terhadap pergaulan saat ini.
· Pengarang menulis artikel dengan gaya bahasa yang enak dan mudah dimengerti.
· Pengarang memberikan sumber dengan jelas.
· Judul artikel membuat pembaca mempunyai keingintahuan yang besar terhadap artikel jadi memberi rasa penasaran untuk dibaca.
Kelemahan
· Pengarang memakai bahasa gaul yang mungkin lebih mengarah untuk remaja.
Pendapat
Menurut pendapat saya memang tidak bisa dipungkiri bahwa ‘ayam kampus’ itu ada di sekitar kita. Apalagi di Jatinangor ini yang merupakan salah satu Kota Pendidikan di indonesia. Sangat menyedihkan memang mendengar kata ‘ayam kampus’ karena seperti sudah diketahui juga bahwa ‘ayam kampus’ adalah seorang mahasiswa, seorang yang terpelajar, tetapi malah melakukan hal yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seseorang yang terpelajar. Faktor ekonomi dan juga pergaulan mungkin menjadi salah satu penyebab terbesar untuk menjadi ‘ayam kampus’. Terlebih lagi apabila mereka tinggal di tempat kost sehingga tidak ada pengawasan langsung dari orang tua, dimana penjaga kost-an tidak tinggal di Jatinangor melainkan di Jakarta atau Bandung atau mungkin tempat lain sehingga pengawasan untuk anak-anak kost-an juga kurang. Dan pemilik kost-an juga kadang-kadang seperti tidak peduli apa yang dilakukan oleh anak kost-annya. Perilaku konsumtif dan faktor ekonomi juga menyebabkan perilaku ini, dimana seseorang menginginkan barang-barang tetapi dia tidak punya cukup uang maka dengan uang yang menggiurkan dari ‘ayam kampus’ ini mereka pun rela untuk melakukannya. Pergaulan yang sudah bebas, tidak peduli pada norma-norma yang ada di masyarakat dan mungkin mendapat pengaruh dari luar negeri yang merupakan Negara liberal sehingga mereka mau menjadi ‘ayam kampus’. Mereka mungkin tidak pernah berfikir penyakit yang mengancam mereka yang sudah pasti berganti-ganti pasangan, seperti herpes, siffilis, dan HIV/AIDS serta penyakit menular seksual lainnya. Dari sudut pandang agama juga ‘ayam kampus’ ini haram hukumnya dan dosa yang sangat besar karena merupakan salah satu perbuatan berzina. Selanjutnya, menurut saya untuk memberantas ‘ayam kampus’ harus melibatkan peran dari berbagai pihak, yaitu kelurga, agamis, lembaga yang terkait serta pemerintah itu sendiri.